Bonjour
Readers…………..
Kali ini Author
akan ngeshare sedikit ilmu tentang penilaian persediaan metode FIFO Fisik.
Semoga bermanfaat bagi Readers semua. Happy Reads~
Persediaan
dibagi menjadi beberapa macam antara lain :
l Persediaan
Bahan Baku
l Persediaan
Bahan Penolong
l Persediaan
Barang Dalam Proses
l Persediaan
Barang Jadi
Disetiap
perusahaan pasti akan menetapkan metode yang ditempuh untuk melakukan penilaian
persediaan.
Cara menentukan persediaan adalah dengan :
l Secara
Fisik atau Periodik
-
Metode FIFO ( MPKP )
-
Metode LIFO ( MTKP )
-
Metode Average
l Secara
Perpetual atau Continue
-
Metode FIFO ( MPKP )
-
Metode LIFO ( MTKP )
-
Metode Average
Metode FIFO (
First In First Out ) memiliki pengertian yaitu penetapan penilaian persediaan dengan
cara menerapkan system MPKP ( Masuk Pertama Keluar Pertama ). Sedangkan untuk
metode LIFO ( Last In First Out ) adalah penilaian persediaan dengan cara
menghitung persediaan dengan sistem MTKP ( Masuk Terakhir Keluar Pertama ). Dan
yang terakhir adalah metode Average.
Dalam metode
rata-rata beli dibagi menjadi 2 yaitu :
ü Rata-rata
beli yaitu penilaian persediaan dengan menjumlah harga beli tiap unit produk
kemudiaan dibagi dengan berapa kali melakukan pembelian.
ü Rata-rata
Tertimbang yaitu penilaian persediaan dengan mentotal harga beli x kuantitas
produk kemudian mentotal seluruh pembelian. Kemudian membaginya dengan
kuantitas seluruh pembelian.
Kali ini Author
ingin membahas mengenai penilaian persediaan Barang dengan metode FIFO Fisik.
Berikut akan
Author share soal tentang “ Penilaian Persediaan Metode FIFO Fisik “ jadi biar
tau contoh kongkretnya kaya apa.
Contoh soal :
PT. Cahaya Abadi menetapkan
penilaian persediaan di perusahaannya dengan metode FIFO Fisik. Pada bulan
September 2012 PT. Cahaya Abadi melakukan beberapa aktivitas pembelian dan
penjualan antara lain sbb :
Sediaan barang
per 01/09, 5.000 unit @ Rp 4.000,00
Pembelian ke-1
07/09, 7.500 unit @ Rp 3.500,00
Pembelian ke-2
12/09, 3.200 unit @ Rp 4.200,00
Pembelian ke-3
22/09, 8.200 unit @ Rp 4.100,00
Pembelian
ke-4 25/09, 6.000 unit @ Rp 4.250,00
a. Tentukan
nilai persediaan akhir barang jika pada tanggal 30/09 terdapat sisa barang
berjumlah 9.700 unit !
b. Berapa
nilai persediaan akhirnya jika pada bulan September penjualannya berjumlah
12.300 unit dengan harga Rp 6.000,00/unit !
a. Karena
menggunakan menggunakan metode FIFO Fisik maka pengambilan harganya dari
bawah.
Persediaan 30 September 2012 = 9.700
unit
6.000 unit X Rp 4.250,00 = Rp 25.500.000,00
3.700 unit X Rp 4.100,00 = Rp 15.170.000,00
6.000 + 3.700 = 9.700 unit
Nilai persediaan akhirnya adalah Rp
25.500.000,00 + Rp 15.170.000,00 = Rp 40.670.000,00
b. Pada
soal diatas harga jual barang tidak dimasuk dalam perhitungan. Hal tersebut
hanya berpengaruh pada laba/rugi perusahaan. Sama halnya dengan soal a soal ini hanya diberi pengecoh maka
dari itu kita harus teliti dalam membaca soal karena yang terjadi pada soal ini
adalah penjualannnya sehingga kita tidak mengetahui berapa unit nilai sediaan
akhirnya. Tentunya kita harus menghitung
berapa unit nilai sediaan akhirnya dengan cara dibawah ini ;
5.000 + 7.300 = 12.300 unit ( penjualan
)
Jadi unit persediaan akhirnya
6.000 X Rp 4.250,00 = Rp 25.500.000,00
8.200 X Rp 4.100,00 = Rp 33.620.000,00
3.200 X Rp 4.200,00 = Rp 13.440.000,00
(
7.500-7.300) X Rp 3.500,00 = 200 X Rp 3.500,00 = Rp 7.000.000,00
Nilai
Persediaan akhir 30/09 nya adalah
Rp 25.500.000,00 + Rp 33.620.000,00 + Rp
13.440.000,00 + Rp 7.000.000,00
= Rp 79.560.000,00
Udah jelas kan Readers kalo masih bingung
silahkan di comment untuk tanya sama Author. Au Revoir Readers ~~~
Source : Knowledge I gained when
studying Accounting
Moral Value : “ Jangan terhenti untuk
menuntut ilmu dengan kondisimu sekarang kaya-miskin, pintar-bodoh, rajin-malas,
dsb setiap orang memiliki hak untuk menuntut ilmu. Jadi segeralah bangkit for
the bright future “ @na_nna95
CREDIT
: rainnbowsky.blogspot.com